![]() |
Sumber: google |
Oleh: Yulida Medistiara
Disini hujan..
Hatiku tak lagi gerimis, tangis ini pecah!
Aku suka hujan, sebab hujan menyamarkan air mata yang jatuh
Kadar Hujan yang deras melambangkan betapa pedihnya masalah yang digandrung
Kurasakan semua melankoli hidup
Tekanannya bertubi-tubi menggunyur tubuh ini hingga kuyub
Aku tak menyesal!
Hujan memberiku anugrah
Hujan mengajari aku hidup
Tanpa hujan dunia seolah kering tak bernyawa
Aku pernah merasakan rasa ingin mati
Kau tahu?
Sakit sekali beban yang kau pikul
Tetesan air mata tak dapat menyeamatkanmu dari kematian
Hanya satu, Allah
Saat hujan kepala ku benturkan dengan ikhlas
Ku nikmati saat-saat aku mengadu pada-Nya
Petir menyambar dalam hidup sudah biasa
Namun siapkah kau menghadapinya?
Tubuhku lemas, hilang tenaga untuk hidup
Terkulai aku dibuat
Aku sanggup berdiri!
Namun terkadang dalam hidup kau membutuhkan bantuan orang lain
Kini aku menikmati hujan di dalam kamar
Menikmati cinta ibu yang membuatkanku makanan
Kelak akan kubalas sakit yang ibu rasakaan selama ini
Ibu manusia yang lembut penuh kasih sayang
Tak tega aku membuatnya sedih
Ada Hujan dan kerikil disetiap perjuangan hidup
Hujan pasti akan datang
Pencipta alam diingat selalu, karena ia menciptakan hujan
Percayalah setelah hujan
Pelangi datang.
Putus asa bukanlah tindakan keren!
Jika memang kau punya mimpi, kejar!
Jangan disia-siakan
Sebab hidup hanya sekali
Kalau kau tinggal mimpi itu, berarti hal “itu” bukan sesuatu yang kau idam-idamkan
Tuhan yang harus dipercaya!
Selalu ada jalan setiap ada kemauan
Positive Thinking
Ragu dan takut melumati perasaan saat hujan disertai petir bersaut-sautan
Itu hanya pemanis
“Bukankah setiap kebahagiaan selalu di lalui oleh kesedihan?” -Iwan Setyawan.
0 komentar:
Posting Komentar