Oleh:
Yulida Medistiara
Senja kala itu muram
Cuaca cerah namun terasa berkabut
Dinaungi canda tawa ada duka yang terselubung
Menutup semua aib masa lalu
Petir menyapa kami di malam hari
Dingin dan kaku
Roda pun terus berputar,
menyadarkan diri dari termangu, dari kesenangan yang ada
Antara dimensi kegelapan dan pencerahan yang
berperan
Takdir Tuhan, semua kebenaran
terungkap
Geram, kesal, dendam bagi orang yang
tidak menerima keadaan
Bertindak dewasa atau berpikiran
pendek?
Tuhan sebagai tameng kah?
Napsu kian membeludak, memakan hati
nurani
Mengaku mengingat Tuhan namun perilaku
seperti hantu
Mengaku berakal bersih tetapi
sebaliknya
Bukalah topengmu
Bersihkan hati
Tidak ada seseorang yang sempurna
Ku akui diri ini belumlah bersih
seutuhnya
Hai saudara janganlah mengaku suci
Padahal diri ini kotor
Mari masing-masing intropeksi diri
Berkaca dan kembali berserah diri pada
Tuhan
Taubat
0 komentar:
Posting Komentar