Tak terasa
dari ufuk timur muncul cahaya indah bersinar, hangat. Cahaya itu yang
menyelamatkanku dari kegelapan, dari risau di tengah malam. Sekali lagi ia
bergumam, “Aku ingin bebas! Ingin bebas dari tatapan si Elang! Tolong... Tolong
aku.”
“Bagaimana
ini apa yang terjadi denganku? Kegelapan itu semalam merenggut sebagian
risauku, namun masih menyisakkan gelisah. Apa sesungguhnya yang harus
kulakukan? Isak tangis tak lagi membuatku tenang. Aku ingin bebas dari dalam
sangkar ini! Aku mohon. Aku tak mau menjadi santapan elang”, ronta anak burung
itu.
“Aaah ada
kawat di dalam sangkar!”, pikirnya; terbesit pikiran hina, “Aku tusuk saja
kawat runcing itu ke perutku! Tak sudi tubuhku menjadi santapan elang!”.
“Oh My
Darling tidak usahkah kau risau seperti itu. Anggap saja Elang itu hanya
khayalan”, sisi lain dirinya berkata.
“Aku sudah
muak dengan semua ini. Tolong! Jauhi aku”.
Fikiranku kotor,
Hina. Aku salah sampai mempunyai niat mengakhiri hidup, bukan hanya gertak
sambal. Pendek sekali fikiranku!. Lantas apa yang harus kulakukan di dalam
sangkar ini? Menunggu keajaiban membebaskanku? Begitukah?.
“Berdo’a
lah, ini semua cobaan! Cobaan itu akan berakhir hingga membuatmu kuat,
melebihi dirimu yang dulu. Tegarlah! Jangan menatapku parau. Sudah Cukup kau
menyiksa diri sekarang berdiri dan berlari lah! Tidakkah kau fikirkan jalan
lain? Masih ada jalan menuju Roma!. Begitu juga kau! Apa yang kau lakukan ini
tidak ada gunanya. Menyesali perbuatan dulu itu hanya tamengmu agar dekat
dengan kesedihan. Sudah! Kini saatnya maju, hiraukan hal-hal yang membuatmu
tidak bernafas lega! Tinggalkan”.
“Aku
mencoba. ‘Tolong bantu aku Elang’. Terimakasih saranmu. Sesungguhnya kau adalah
bagian dari hidupku. Aku masih seperti anak kecil. Berutung aku mengenalmu. Do’akan
aku ya! Do’akan aku selamat”.
“Selalu! Do’a
ibu untukmu nak!. Ingat ya.. Terus berlari! Gunakan dan fikirkan apa yang dapat
kau lakukan tanpa bergantung pada satu hal saja. Jangan monoton! Don’t full your brain with the thing that disturb
you to keep running, its easy just ignore!”, pesan sisi lain.
0 komentar:
Posting Komentar