A Wisdom From Mr. Kumis

Posted: Minggu, 28 April 2013 by Tyara Way in Label:
0

Source: http://musiumtulisan.files.wordpress.com/2010/08/ponyo2.jpg



Created By: Yulida Medistiara
One day there are two boys in the street, they wanna buy something to their breakfast. I saw the older boy  give the seller about one thousands rupiahs. So what the seller do? The seller give them two portion of food as good portion as a man who buy with the  full price. “How pitty them”, i talk to my self, and “what kindda good man he is!”.
The seller talk to the older boy,” Hey can you ask to the fred seller to gimme the papper-packing? Just talk to the seller Mr. Kumis request!”.
“Come on what are you waiting for?”, he added.
The two young brothers are cross the street to fred seller’s shop. The older hold his little brother’s hands while they are crossing the street. Finally they ask the fred seller to give what Mr. Kumis wants, but the fred seller won’t give them what Mr. Kumis wants. Suddenly Mr. Kumis take the papper-packing by his self, from Mr. Kumis’s shop the buyers can see the dark skin with thick moustache is furies. Mr. Kumis back to his shop with an anger face.
Mr. Kumis continue his job to make a food and give the two brothers their breakfast menu. “Here you are, no return cost child”. The two brothers go to home with the sad face, maybe their only money that they have had just used to have a breakfast. A little boy who accept the food is happy, his eyes are shining. “I can still live”, he talk to his self. Temporary his brother is a bit sad, well he such a patient man.
The fact is the younger boy isn’t use a shoes to protect his foot, the brotherhood are so pitty. The older has realize the money that he give to the seller must be less from the price that is should. But from the family’s prayer who diligent to pray they got a luck like they have a  breakfast menu today. What a kind of wisdom from the food seller!
While the two brothers are waiting their breakfast, they just sit down in the chair and the younger shake his foot to the ground. The older hold his little brother’s hand, the older show his love to his brother with the way he hold softly the younger’s hands. “Thank you God, hopefully Mr. Kumis can get more luck to his life”, The brotherhood’s family pray.

I won’t this happen to my life.

XOXO
TyaraWay

Somewhere I belong?

Posted: Kamis, 25 April 2013 by Tyara Way in Label:
0

source: google.com


Somewhere I belong?
I don’t know what i’m gonna do. Its been my chance to go there! Its only my chance! My only hope!
But i also must listen my partners to suspicious it, but why we don’t try it ? although we don’t know anything before we do it? ._.
What i’m gonna do? :’(
I just wanna go there, wana go to Thames River, gonna see Big Ben, wanna try London’s Eye :’( , gonna to old Trafford u.u “Uh but we must be careful!”, somebody told.
I’m just confuse about my decision , this’s my dream! This is my chance, my only chance!
But :/ once again i’m afraid something bad’s happens if i apply it ._.
What i’m suppose to do?.
This’s hanging. Uh we don’t know what will happen to us in the future
I hope i can wear a beautiful toga from Oxford University as my graduated toga u.u
“You May Say I’m A Dreamer, But I’m Not The Only One”, John Mayer.

Or i must keep learn to reach my goal?
“Like working hard to get my fill! Everybody wants a thrill”, Glee- Don’t Stop Believeing
I ever feel like i’m the lucky because i’ve been learnt more, because i believe it
So what i’m gonna do about this chance? :’(
Really confusing .
Help!

*STAY STRONG*
KEEP RUNNING
Xoxo Tyara Way


By: Yulida Medistiara

Hujan

Posted: by Tyara Way in Label:
0

Sumber: google





Oleh: Yulida Medistiara


Disini hujan..
Hatiku tak lagi gerimis, tangis ini pecah!
Aku suka hujan, sebab hujan menyamarkan air mata yang jatuh
Kadar Hujan yang deras melambangkan betapa pedihnya masalah yang digandrung
Kurasakan semua melankoli hidup
Tekanannya bertubi-tubi menggunyur tubuh ini hingga kuyub
Aku tak menyesal!
Hujan memberiku anugrah
Hujan mengajari aku hidup
Tanpa hujan dunia seolah kering tak bernyawa

Aku pernah merasakan rasa ingin mati
Kau tahu?
Sakit sekali beban yang kau pikul
Tetesan air mata tak dapat menyeamatkanmu dari kematian
Hanya satu, Allah
Saat hujan kepala ku benturkan dengan ikhlas
Ku nikmati saat-saat aku mengadu pada-Nya
Petir menyambar dalam hidup sudah biasa
Namun siapkah kau menghadapinya?

Tubuhku lemas, hilang tenaga untuk hidup
Terkulai aku dibuat
Aku sanggup berdiri!
Namun terkadang dalam hidup kau membutuhkan bantuan orang lain
Kini aku menikmati hujan di dalam kamar
Menikmati cinta ibu yang membuatkanku makanan
Kelak akan kubalas sakit yang ibu rasakaan selama ini
Ibu manusia yang lembut penuh kasih sayang
Tak tega aku membuatnya sedih

Ada Hujan dan kerikil disetiap perjuangan hidup
Hujan pasti akan datang
Pencipta alam diingat selalu, karena ia menciptakan hujan

Percayalah setelah hujan
Pelangi datang.
Putus asa bukanlah tindakan keren!
Jika memang kau punya mimpi, kejar!
Jangan disia-siakan
Sebab hidup hanya sekali
Kalau kau tinggal mimpi itu, berarti hal “itu” bukan sesuatu yang kau idam-idamkan
Tuhan yang harus dipercaya!
Selalu ada jalan setiap ada kemauan

Positive Thinking
Ragu dan takut melumati perasaan saat hujan disertai petir bersaut-sautan
Itu hanya pemanis
“Bukankah setiap kebahagiaan selalu di lalui oleh kesedihan?”  -Iwan Setyawan.




Senja Sendu

Posted: Senin, 15 April 2013 by Tyara Way in Label:
0






Oleh: Yulida Medistiara

Senja kala itu muram
Cuaca cerah namun terasa berkabut
Dinaungi canda tawa ada duka yang terselubung
Menutup semua aib masa lalu

Petir menyapa kami di malam hari
Dingin dan kaku
Roda pun terus berputar, menyadarkan diri dari termangu, dari kesenangan yang ada
 Antara dimensi kegelapan dan pencerahan yang berperan
Takdir Tuhan, semua kebenaran terungkap
Geram, kesal, dendam bagi orang yang tidak menerima keadaan
Bertindak dewasa atau berpikiran pendek?
Tuhan sebagai tameng kah?
Napsu kian membeludak, memakan hati nurani
Mengaku mengingat Tuhan namun perilaku seperti hantu
Mengaku berakal bersih tetapi sebaliknya
Bukalah topengmu
Bersihkan hati

Tidak ada seseorang yang sempurna
Ku akui diri ini belumlah bersih seutuhnya
Hai saudara janganlah mengaku suci
Padahal diri ini kotor
Mari masing-masing intropeksi diri
Berkaca dan kembali berserah diri pada Tuhan
 Taubat

Ia Ingin Bebas (2)

Posted: Sabtu, 13 April 2013 by Tyara Way in Label:
0








Karya: Yulida Medistiara
Tak terasa dari ufuk timur muncul cahaya indah bersinar, hangat. Cahaya itu yang menyelamatkanku dari kegelapan, dari risau di tengah malam. Sekali lagi ia bergumam, “Aku ingin bebas! Ingin bebas dari tatapan si Elang! Tolong... Tolong aku.”

“Bagaimana ini apa yang terjadi denganku? Kegelapan itu semalam merenggut sebagian risauku, namun masih menyisakkan gelisah. Apa sesungguhnya yang harus kulakukan? Isak tangis tak lagi membuatku tenang. Aku ingin bebas dari dalam sangkar ini! Aku mohon. Aku tak mau menjadi santapan elang”, ronta anak burung itu.

“Aaah ada kawat di dalam sangkar!”, pikirnya; terbesit pikiran hina, “Aku tusuk saja kawat runcing itu ke perutku! Tak sudi tubuhku menjadi santapan elang!”.

“Oh My Darling tidak usahkah kau risau seperti itu. Anggap saja Elang itu hanya khayalan”, sisi lain dirinya berkata.

“Aku sudah muak dengan semua ini. Tolong! Jauhi aku”.
Fikiranku kotor, Hina. Aku salah sampai mempunyai niat mengakhiri hidup, bukan hanya gertak sambal. Pendek sekali fikiranku!. Lantas apa yang harus kulakukan di dalam sangkar ini? Menunggu keajaiban membebaskanku? Begitukah?.

“Berdo’a lah, ini semua cobaan! Cobaan itu akan berakhir hingga membuatmu kuat, melebihi dirimu yang dulu. Tegarlah! Jangan menatapku parau. Sudah Cukup kau menyiksa diri sekarang berdiri dan berlari lah! Tidakkah kau fikirkan jalan lain? Masih ada jalan menuju Roma!. Begitu juga kau! Apa yang kau lakukan ini tidak ada gunanya. Menyesali perbuatan dulu itu hanya tamengmu agar dekat dengan kesedihan. Sudah! Kini saatnya maju, hiraukan hal-hal yang membuatmu tidak bernafas lega! Tinggalkan”.

“Aku mencoba. ‘Tolong bantu aku Elang’. Terimakasih saranmu. Sesungguhnya kau adalah bagian dari hidupku. Aku masih seperti anak kecil. Berutung aku mengenalmu. Do’akan aku ya! Do’akan aku selamat”.

“Selalu! Do’a ibu untukmu nak!. Ingat ya.. Terus berlari! Gunakan dan fikirkan apa yang dapat kau lakukan tanpa bergantung pada satu hal saja. Jangan monoton! Don’t full your brain with the thing that disturb you to keep running, its easy just ignore!”, pesan sisi lain.

Ia ingin bebas!

Posted: by Tyara Way in Label:
0



Karya: Yulida Medistiara

Halo selamat datang kembali, kali ini aku seperti baru dibangunkan dari lamunanku. Aku yang dari tadi duduk termangu tak ada yang kulakukan akhirnya mengikhlaskan jemari ini menari diatas tuts keyboard. Haaaaaaaaah agak jengkel memang dengan aktivitasku akhir-akhir ini ini rasanya ingin segera menumpahkan rasa sesak di dada.

“Aku ingin bebas!”, bisik hatiku

“Aku tidak bisa membiarkanmu keluar begitu saja sayang”, timpal sisi lain hatiku.

“Mengapa? Mengapa aku tidak boleh melakukannya? Aku ini kan ingin bebas, tak mau aku dikendalikan dengan kau! Aku benci terkurung di dalam sini, menyakitkan! Sempit dan menyesakkan. Tidak kasihankah kamu dengan nasib hati ini? Hati ini kosong namun serasa hati ini berontak! meledak!. Kau tak menetahui dahsyatnya karena kamu tidak merasakannya. Persetan dengan ulahmu persetan dengan tudinganmu. Aku ingin bebas!”, gejolak hati ini membara..

“Hey sadarlah, kau itu diikendalikan oleh hawa nafsu. Istighfar, ambilah air wudhu dan sholat. Aku bisa mengetahui rasanya karena aku bagian dari kamu. Tapi coba kamu fikir bahwa termenung seperti ini tidaklah sehat wahai pujangga! Kamu lebih hebat dari yang kamu fikirkan, mengapa tidak pergi dan berlari mengejar mimpi seperti yang kau katakan kemarin?”.

“Aku sedang dalam proses penyembuhan tolong jangan di ganggu gugat, hatiku kelu! Bimbang oleh persoalan yang ada dalam kehidupan. Aku yakin aku bisa melewati dan meraih mimpiku hanya saja dibutuhkan dorongan dari kau dan korelasi dari lingukunganku, mohon bantu aku...”

“Baiklah setelah ini kau tenangkanlah hati dan fikiranmu itu, kuatkan niatmu, berjanjilah bahwa kau akan melakukan perubahan di negeri ini. Sesuai mimpimu yang kau lontarkan setiap hari padaku. Cepat! Kumpulkan kembali amunisi yang sudah mengendur saban hari agar mereka tidak tercecer seperti sampah yang berserakan. Percuma kau memiliki mimpi bagus kalau mimpi itu tidak terwujud. Tega kah kamu menyayangkan mimpi hilang ditelan semak-semak berduri nan berancun?. Tenang aku selalu menolong dan mendoakanmu anakku.”

Aku ini punya sayap! Sama dengan yang lain
Aku punya hak asasi tapi mengapa aku tidak bisa melakukannya?
Jelas dalam undang-undang tertulis
Tolong aku ini memiliki sayap yang terkilir
Bantu aku terbang dan meraih mimpi!
Jangan coba cegah aku terbang lagi walau akhirnya aku terjatuh lagi
Cukup lindungi aku dengan doa agar orang-orang itu tak mampu menangkapku lagi
Aku lelah.. Namun aku kuat.
Aku tenang dengan mendengar lafazh-mu ya Allah
Aku percaya diri-Mu selalu didekatku. 

0

A Wisdom From Mr. Kumis

Source: http://musiumtulisan.files.wordpress.com/2010/08/ponyo2.jpg



Created By: Yulida Medistiara
One day there are two boys in the street, they wanna buy something to their breakfast. I saw the older boy  give the seller about one thousands rupiahs. So what the seller do? The seller give them two portion of food as good portion as a man who buy with the  full price. “How pitty them”, i talk to my self, and “what kindda good man he is!”.
The seller talk to the older boy,” Hey can you ask to the fred seller to gimme the papper-packing? Just talk to the seller Mr. Kumis request!”.
“Come on what are you waiting for?”, he added.
The two young brothers are cross the street to fred seller’s shop. The older hold his little brother’s hands while they are crossing the street. Finally they ask the fred seller to give what Mr. Kumis wants, but the fred seller won’t give them what Mr. Kumis wants. Suddenly Mr. Kumis take the papper-packing by his self, from Mr. Kumis’s shop the buyers can see the dark skin with thick moustache is furies. Mr. Kumis back to his shop with an anger face.
Mr. Kumis continue his job to make a food and give the two brothers their breakfast menu. “Here you are, no return cost child”. The two brothers go to home with the sad face, maybe their only money that they have had just used to have a breakfast. A little boy who accept the food is happy, his eyes are shining. “I can still live”, he talk to his self. Temporary his brother is a bit sad, well he such a patient man.
The fact is the younger boy isn’t use a shoes to protect his foot, the brotherhood are so pitty. The older has realize the money that he give to the seller must be less from the price that is should. But from the family’s prayer who diligent to pray they got a luck like they have a  breakfast menu today. What a kind of wisdom from the food seller!
While the two brothers are waiting their breakfast, they just sit down in the chair and the younger shake his foot to the ground. The older hold his little brother’s hand, the older show his love to his brother with the way he hold softly the younger’s hands. “Thank you God, hopefully Mr. Kumis can get more luck to his life”, The brotherhood’s family pray.

I won’t this happen to my life.

XOXO
TyaraWay

Read more
0

Somewhere I belong?

source: google.com


Somewhere I belong?
I don’t know what i’m gonna do. Its been my chance to go there! Its only my chance! My only hope!
But i also must listen my partners to suspicious it, but why we don’t try it ? although we don’t know anything before we do it? ._.
What i’m gonna do? :’(
I just wanna go there, wana go to Thames River, gonna see Big Ben, wanna try London’s Eye :’( , gonna to old Trafford u.u “Uh but we must be careful!”, somebody told.
I’m just confuse about my decision , this’s my dream! This is my chance, my only chance!
But :/ once again i’m afraid something bad’s happens if i apply it ._.
What i’m suppose to do?.
This’s hanging. Uh we don’t know what will happen to us in the future
I hope i can wear a beautiful toga from Oxford University as my graduated toga u.u
“You May Say I’m A Dreamer, But I’m Not The Only One”, John Mayer.

Or i must keep learn to reach my goal?
“Like working hard to get my fill! Everybody wants a thrill”, Glee- Don’t Stop Believeing
I ever feel like i’m the lucky because i’ve been learnt more, because i believe it
So what i’m gonna do about this chance? :’(
Really confusing .
Help!

*STAY STRONG*
KEEP RUNNING
Xoxo Tyara Way


By: Yulida Medistiara

Read more
0

Hujan

Sumber: google





Oleh: Yulida Medistiara


Disini hujan..
Hatiku tak lagi gerimis, tangis ini pecah!
Aku suka hujan, sebab hujan menyamarkan air mata yang jatuh
Kadar Hujan yang deras melambangkan betapa pedihnya masalah yang digandrung
Kurasakan semua melankoli hidup
Tekanannya bertubi-tubi menggunyur tubuh ini hingga kuyub
Aku tak menyesal!
Hujan memberiku anugrah
Hujan mengajari aku hidup
Tanpa hujan dunia seolah kering tak bernyawa

Aku pernah merasakan rasa ingin mati
Kau tahu?
Sakit sekali beban yang kau pikul
Tetesan air mata tak dapat menyeamatkanmu dari kematian
Hanya satu, Allah
Saat hujan kepala ku benturkan dengan ikhlas
Ku nikmati saat-saat aku mengadu pada-Nya
Petir menyambar dalam hidup sudah biasa
Namun siapkah kau menghadapinya?

Tubuhku lemas, hilang tenaga untuk hidup
Terkulai aku dibuat
Aku sanggup berdiri!
Namun terkadang dalam hidup kau membutuhkan bantuan orang lain
Kini aku menikmati hujan di dalam kamar
Menikmati cinta ibu yang membuatkanku makanan
Kelak akan kubalas sakit yang ibu rasakaan selama ini
Ibu manusia yang lembut penuh kasih sayang
Tak tega aku membuatnya sedih

Ada Hujan dan kerikil disetiap perjuangan hidup
Hujan pasti akan datang
Pencipta alam diingat selalu, karena ia menciptakan hujan

Percayalah setelah hujan
Pelangi datang.
Putus asa bukanlah tindakan keren!
Jika memang kau punya mimpi, kejar!
Jangan disia-siakan
Sebab hidup hanya sekali
Kalau kau tinggal mimpi itu, berarti hal “itu” bukan sesuatu yang kau idam-idamkan
Tuhan yang harus dipercaya!
Selalu ada jalan setiap ada kemauan

Positive Thinking
Ragu dan takut melumati perasaan saat hujan disertai petir bersaut-sautan
Itu hanya pemanis
“Bukankah setiap kebahagiaan selalu di lalui oleh kesedihan?”  -Iwan Setyawan.




Read more
0

Senja Sendu






Oleh: Yulida Medistiara

Senja kala itu muram
Cuaca cerah namun terasa berkabut
Dinaungi canda tawa ada duka yang terselubung
Menutup semua aib masa lalu

Petir menyapa kami di malam hari
Dingin dan kaku
Roda pun terus berputar, menyadarkan diri dari termangu, dari kesenangan yang ada
 Antara dimensi kegelapan dan pencerahan yang berperan
Takdir Tuhan, semua kebenaran terungkap
Geram, kesal, dendam bagi orang yang tidak menerima keadaan
Bertindak dewasa atau berpikiran pendek?
Tuhan sebagai tameng kah?
Napsu kian membeludak, memakan hati nurani
Mengaku mengingat Tuhan namun perilaku seperti hantu
Mengaku berakal bersih tetapi sebaliknya
Bukalah topengmu
Bersihkan hati

Tidak ada seseorang yang sempurna
Ku akui diri ini belumlah bersih seutuhnya
Hai saudara janganlah mengaku suci
Padahal diri ini kotor
Mari masing-masing intropeksi diri
Berkaca dan kembali berserah diri pada Tuhan
 Taubat

Read more
0

Ia Ingin Bebas (2)








Karya: Yulida Medistiara
Tak terasa dari ufuk timur muncul cahaya indah bersinar, hangat. Cahaya itu yang menyelamatkanku dari kegelapan, dari risau di tengah malam. Sekali lagi ia bergumam, “Aku ingin bebas! Ingin bebas dari tatapan si Elang! Tolong... Tolong aku.”

“Bagaimana ini apa yang terjadi denganku? Kegelapan itu semalam merenggut sebagian risauku, namun masih menyisakkan gelisah. Apa sesungguhnya yang harus kulakukan? Isak tangis tak lagi membuatku tenang. Aku ingin bebas dari dalam sangkar ini! Aku mohon. Aku tak mau menjadi santapan elang”, ronta anak burung itu.

“Aaah ada kawat di dalam sangkar!”, pikirnya; terbesit pikiran hina, “Aku tusuk saja kawat runcing itu ke perutku! Tak sudi tubuhku menjadi santapan elang!”.

“Oh My Darling tidak usahkah kau risau seperti itu. Anggap saja Elang itu hanya khayalan”, sisi lain dirinya berkata.

“Aku sudah muak dengan semua ini. Tolong! Jauhi aku”.
Fikiranku kotor, Hina. Aku salah sampai mempunyai niat mengakhiri hidup, bukan hanya gertak sambal. Pendek sekali fikiranku!. Lantas apa yang harus kulakukan di dalam sangkar ini? Menunggu keajaiban membebaskanku? Begitukah?.

“Berdo’a lah, ini semua cobaan! Cobaan itu akan berakhir hingga membuatmu kuat, melebihi dirimu yang dulu. Tegarlah! Jangan menatapku parau. Sudah Cukup kau menyiksa diri sekarang berdiri dan berlari lah! Tidakkah kau fikirkan jalan lain? Masih ada jalan menuju Roma!. Begitu juga kau! Apa yang kau lakukan ini tidak ada gunanya. Menyesali perbuatan dulu itu hanya tamengmu agar dekat dengan kesedihan. Sudah! Kini saatnya maju, hiraukan hal-hal yang membuatmu tidak bernafas lega! Tinggalkan”.

“Aku mencoba. ‘Tolong bantu aku Elang’. Terimakasih saranmu. Sesungguhnya kau adalah bagian dari hidupku. Aku masih seperti anak kecil. Berutung aku mengenalmu. Do’akan aku ya! Do’akan aku selamat”.

“Selalu! Do’a ibu untukmu nak!. Ingat ya.. Terus berlari! Gunakan dan fikirkan apa yang dapat kau lakukan tanpa bergantung pada satu hal saja. Jangan monoton! Don’t full your brain with the thing that disturb you to keep running, its easy just ignore!”, pesan sisi lain.
Read more
0

Ia ingin bebas!



Karya: Yulida Medistiara

Halo selamat datang kembali, kali ini aku seperti baru dibangunkan dari lamunanku. Aku yang dari tadi duduk termangu tak ada yang kulakukan akhirnya mengikhlaskan jemari ini menari diatas tuts keyboard. Haaaaaaaaah agak jengkel memang dengan aktivitasku akhir-akhir ini ini rasanya ingin segera menumpahkan rasa sesak di dada.

“Aku ingin bebas!”, bisik hatiku

“Aku tidak bisa membiarkanmu keluar begitu saja sayang”, timpal sisi lain hatiku.

“Mengapa? Mengapa aku tidak boleh melakukannya? Aku ini kan ingin bebas, tak mau aku dikendalikan dengan kau! Aku benci terkurung di dalam sini, menyakitkan! Sempit dan menyesakkan. Tidak kasihankah kamu dengan nasib hati ini? Hati ini kosong namun serasa hati ini berontak! meledak!. Kau tak menetahui dahsyatnya karena kamu tidak merasakannya. Persetan dengan ulahmu persetan dengan tudinganmu. Aku ingin bebas!”, gejolak hati ini membara..

“Hey sadarlah, kau itu diikendalikan oleh hawa nafsu. Istighfar, ambilah air wudhu dan sholat. Aku bisa mengetahui rasanya karena aku bagian dari kamu. Tapi coba kamu fikir bahwa termenung seperti ini tidaklah sehat wahai pujangga! Kamu lebih hebat dari yang kamu fikirkan, mengapa tidak pergi dan berlari mengejar mimpi seperti yang kau katakan kemarin?”.

“Aku sedang dalam proses penyembuhan tolong jangan di ganggu gugat, hatiku kelu! Bimbang oleh persoalan yang ada dalam kehidupan. Aku yakin aku bisa melewati dan meraih mimpiku hanya saja dibutuhkan dorongan dari kau dan korelasi dari lingukunganku, mohon bantu aku...”

“Baiklah setelah ini kau tenangkanlah hati dan fikiranmu itu, kuatkan niatmu, berjanjilah bahwa kau akan melakukan perubahan di negeri ini. Sesuai mimpimu yang kau lontarkan setiap hari padaku. Cepat! Kumpulkan kembali amunisi yang sudah mengendur saban hari agar mereka tidak tercecer seperti sampah yang berserakan. Percuma kau memiliki mimpi bagus kalau mimpi itu tidak terwujud. Tega kah kamu menyayangkan mimpi hilang ditelan semak-semak berduri nan berancun?. Tenang aku selalu menolong dan mendoakanmu anakku.”

Aku ini punya sayap! Sama dengan yang lain
Aku punya hak asasi tapi mengapa aku tidak bisa melakukannya?
Jelas dalam undang-undang tertulis
Tolong aku ini memiliki sayap yang terkilir
Bantu aku terbang dan meraih mimpi!
Jangan coba cegah aku terbang lagi walau akhirnya aku terjatuh lagi
Cukup lindungi aku dengan doa agar orang-orang itu tak mampu menangkapku lagi
Aku lelah.. Namun aku kuat.
Aku tenang dengan mendengar lafazh-mu ya Allah
Aku percaya diri-Mu selalu didekatku. 
Read more

MY CHEMICALROMANE - THE TRUE LIVES OF THE FABULOUS KILLJOYS