CINTA Itu Buta, Secetar Maknanya
Posted: Rabu, 26 Desember 2012 by Tyara Way in Label: Tugasku-Galauankuini cerpen pertamnya Yulida Medistiara :D
jangan ragu buat ngasih kritik dan saran, cekidot
It’s Risna’s birthday!.
” Yeay happy sweet seventeen my dearest friend”, ucap Fonya kepada Risna
yang sedang sarapan di kantin kantor magangnya.
“Makasih yaa, yaampun baik banget, bayarin bubur gue
dong hehe”,tukas Risna sembari menggoda
sahabatnya.
“Yee kebalik kali, lo yang mestinya traktir gue woo,
ayo dong kan ini hari terakhir kita magang..”, imbuh Fonya. “Hahaha” Risna
hanya tertawa.
Det.. det.. det.. handphone milik Risna bergetar,
dilihatnya pesan baru dari Fadil. Risna terkejut, riang gembira membacanya.
“Selamat ulang tahun Risna manis J
, semoga semakin menjadi orang yang lebih baik ya.. hehe.” Risna memang
menyukai Fadil sejak dulu, ada suatu hal yang membuat mereka belum bisa
bersatu.
Datangnya pesan dari Fadil membuat Risna bahagia
sepanjang hari. “Kenapa lo? Kayak orang gila dari tadi gue liatin senyum-senyum
sendiri hahaha”, ledek Fonya.
“Ih parah ngeliatin gue dari tadi masa, dasar jomblo!
Haha ups”, canda Risna.
“Ye kampret lo, tau deh yang lagi smsan sama Fadil”,
sindir Fonya yang sedikit kesal.
***
Siang hari Risna dan Fonya menghadiri acara pensi di
sekolah, mereka menjadi Master of Ceremony. “Kak Risna minta foto bareng doong”,
ucap adik kelas bersaut-sautan. Risna cewek yang dikagumi oleh banyak
teman-teman dan adik kelasnya. Saat ada kesempatan seperti ini tak jarang
melewatkan foto bersamanya.
“Yaudah ya aku pulang, mau magrib nih, makasih ya
semuanya nanti fotonya tag-in ke aku ya hehe”, kata Risna menyudahi sesi foto-foto
tersebut.
Risna menaiki
kereta rel listrik khusus wanita dalam perjalanan pulangnya, diciumnya wangi
parfum, handbody lotion, serta wangi-wangian cherry khas wanita.
“Kamu dimana?”, pesan singkat dari kontak bertuliskan
Ibu dibaca Risna.
“Aku masih dikereta bu”, jawab Risna.
Kemudian Ibu menelfon Risna, suara khawatir
terdengar jelas melalui telepon. “Yaudah kamu hati-hati ya nak”, pesan ibu
mengakhiri percakapan dalam telepon.
***
Semenjak hari ulang tahun Risna, Fadil sering sekali
menghubunginya melalui sms, chatting, wall to wall di facebook, serta mention
di twitter. Mengakibatkan ia kurang fokus dalam pelajaran sekolah. Benar kata
pepatah, cinta itu buta. Risna
selalu ingin terus berkomunikasi dengan Fadil.
Malam itu
Fadil dan Risna online bersama, nampak
jelas Fadil memberi “kode”, hingga saatnya tiba Fadil menyatakan cintanya di
tengah heningnya malam.
Risna sangat gembira, iya lalu menerima pernyataan cinta
Fadil. Yap! Tanggal 20 juli 2011 menjadi hari bahagia bagi Risna dan Fadil.
Keadaan semakin membaik saat akhir Juli kencan
pertama mereka. Risna mengenal Fadil melalui dunia maya, sebelumnya mereka
belum pernah mengobrol di dunia nyata kecuali saat kencan pertamanya itu.
Kencan pertama mereka agak sedikit canggung, tetapi
seiring berjalannya waktu, suasana semakin mencair.
“Kamu yakin kita bisa bertahan saat LDR-an?” Tanya
Risna dengan ragu.
“Percaya aja sama aku”, senyum kecil menghiasi wajah
Fadil sembari mengelus rambut Risna yang panjang.
***
“Eh PJ doong :P”, mention Fonya kepada dua insan
yang sedang jatuh cinta, Risna dan Fadil.
“Besok kita makan mie ayam favorit kita aja yuk!”
balas Risna.
Esok harinya di tempat tukang mie ayam..
“Gue mau cerita ke lo tentang hari lebaran kemaren,
ini obrolan serius jangan becanda ya Fon, pas lebaran kemaren kan Fadil pulang
kampung, dia nelfon gue pagi-paginya buat ngomong minal aidzin, terus dia minta
salamin ke ortu dan adik gue.”, cerita Risna membuka topik.
“Wow bagus dong, berarti dia serius sama lo hehe,
terus kata ortu lu apa?”, jawab Fonya.
“Bokap gua sih ga ngomong apa-apa, tapi nyokap gue
marah-marah dan nasehatin gue fon”, imbuhnya kecewa.
“Marah-marahnya gimana? Masa orang niat minal aidzin
malah diomelin?”, jawab Fonya agak kesal.
“Nyokap gue nanya asal usul Fadil Fon, pas dia tau
kalo Fadil karyawan swasta, dia nyuruh gue sekolah dulu yang bener, terus
katanya kalo mau pacaran mending sekalian nikah aja tapi sama lelaki yang mapan
dan bertanggung jawab”, Risna bercerita menghiraukan pesanan mie ayam yang
datang.
“Serius nyokap lo ngomong gitu? Lu udah kaya mau
dinikahin aja haha, maaf. Yah terus lo gimana sama fadil? Yaampun pasti lo
galau banget, sabar ya ckckck”, respon Fonya sambil geleng-geleng kepala.
“Gue gak tau harus apa sekarang, gue sayang sama
Fadil fon”, Wajahnya memerah, matanya berkaca-kaca.
“Yaudah jangan certain ke Fadil ya Na, lo yakinin
diri lo aja dulu,Insyaallah ada jalan, semoga nyokap lo nanti bisa ngerestuin
kalian.” Jawab Fonya sok bijak.
“Oke gue coba, makasih ya Fon, mie ayamnya nanti gue
yang bayar, sekalian Pj gue hehe”,jawab Risna sedikit senyum namun terlihat
kesedihan yang mendalam.
***
Ibu mengomentari kegiatan Risna sehari-hari yang
tidak lepas dengan handphone digenggaman. “Smsan terus! Kapan belajarnya? Udah
tau mau UN, gausah pacar-pacaran dulu deh..” nasihat ibu.
Layar handphone Risna menyala, teradapat satu pesan
baru dari Fadil. “Minggu ini karoken yuk, mau?” begitulah pesan dari Fadil.
“Yuk! Kamu ke Bogor ya J”,
jawab Risna senang.
***
Tiga bulan sudah mereka berpacaran, hari-harinya
dilewati dengan bahagia. Sampai suatu hari Risna mengetahui bahwa Fadil suka
minum-minuman keras dan Fadil meminta pacaran dengan gaya berpacaran orang
dewasa kepada Risna.
Risna terkejut dan menangis seketika, tentu saja ia
menolak hal tersebut. Sejak penolakan Risna akan hal tersebut Fadil seakan-akan
pergi menghilang tanpa kabar dari Risna, ia tidak lagi peduli.
“Jangan nangis terus dong Na ayo BANGKIT!”, semangat
Fonya, “lo cantik masih banyak kok yang mau sama lo, jangan ngarepin yang gak
pasti ah, katanya rockstar.. rockstar ga cengeng loh”.
Fadil datang membawa angin segar kembali ke hidup
Risna, seolah-olah tidak ada masalah Fadil menghubungi Risna seperti sebelum terjadi
adanya kendala. Namun beberapa hari kemudian Fadil kembali menghilang, merasa
dipermainkan, Risna lelah dan tidak mau peduli lagi kepada Fadil.
Satu minggu kemudian Risna—yang tidak tahan karena
rindu yang mendalam—melihat akun milik Fadil, Didapati Fadil sedang sakit. Tanpa
berfikir panjang kemudian ia menelfon Fadil.
“Halo..”, suara ragu-ragu terdengar di telinga
Fadil.
“Iya”, Fadil menjawab.
“Kamu sakit? Sakit apa?” Tanya Risna khawatir.
“Cuma meriang, gak papa kok”, suara Fadil yang
lembut membuat Risna terharu. Risna sangat rindu suara merdu di telinganya.
Masih terngiang suara Fadil saat ia dinyanyikan lagu melalui telpon beberapa
waktu lalu.
“Serius? Kamu yang bener dong..”, jawab Risna
curiga.
“Iya serius, udah ya, mau nyuci baju nih”, jawab
Fadil buru-buru.
Tut.. tut..
tut.. suara telepon di tutup.
***
Tiba saatnya Fadil pergi ke rumah kekasihnya di
Bogor, ini kali pertamanya ia ke rumah Risna.
“Gue udah setengah perjalanan lagi ke rumah lu,
jemput gue di air mancur ya”, kata pertama yang diucapkan Fadil di telpon.
Risna terpaksa cabut dari sekolah demi menjemput
pujaan hatinya.
Sesampainya disana..
“Kamu udah nunggu lama?” Tanya Risna dengan nada
takut.
Fadil diam tanpa kata, dengan matanya yang sipit ia
menatap sinis kepada Risna.
“Maaf ya perjalanan dari sekolah jauh, yaudah
langsung ke rumah aku aja yuk”, timpal Risna agar suasana agak cair.
Namun disepanjang perjalanan dan selama mereka
bersama di rumah Risna yang dirasakan hanyalah suasana-suasana garing (Crispy).
Langit hitam serta hembusan angin kencang dapat di
lihat dan dirasakan di dalam sebuah teras rumah.
“Udah mau ujan nih, aku mau pulang”, ucap Fadil
dikeheningan sepi.
“Oh yaudah deh, kamu tau jalan?”, Tanya Risna, “mau
di anterin sampe tempat tadi? Nanti aku pulangnya naik angkot aja”. Sebentar
banget ketemunya masih kangen nih gue, pikir Risna dalam hati.
“Yaudah ayo nanti keburu ujan”, jawab Fadil tidak
sabar.
Di tengah perjalanan, hujan rintik-rintik mengiringi
perjalanan mereka, sesampainya di air mancur mereka berpisah.
“Fadil hati-hati ya”, pesan Risna dengan nada
khawatir serta mata yang berkaca-kaca yang tak menyangka bahwa Fadil bisa datang
ke rumahnya.
“Iya kamu juga, cium tangan aku dulu”, pinta Fadil
yang diikuti kecupan manis di dahi Risna.
Perpisahan termanis bagi Risna, dibawah rintik hujan
dan untuk pertama kali Fadil datang ke rumahnya. Sesuatu yang sangat langka
baginya, mengingat LDR Bogor-Bekasi tidaklah dekat.
***
“Lo kemana kemaren? Ko ga dateng jam 1 ke sekolah?
Kemaren lo di tanyain sama pak Danu”, kata Fonya.
“Gue pulang ke rumah bareng Fadil, dia mukanya asem
gitu, gw jadi takut minta dia nemenin gw ke sekolah”, jawab Risna.
“Gara-gara Fadil lu gak interview kerja, bagus..
jadi lo lebih milih Fadil dari pada karir lo?! Salamin ke Fadil dari gue bilang
selamat ya Risna udah milih lo dari pada masa depannya”, seru Fonya nyolot.
Setelah berdebat dengan sahabatnya Risna men-stalk twitter Fadil. Dilihatnya Fadil
kecewa, marah besar, menilai pergi ke rumah Risna kemarin adalah hari sialnya.
Rasa sedih dan kecewa karena sikap Fadil kepadanya,
kini Risna sudah puas karena selalu yang mengalah dan dibutakan oleh CINTA.
Akhirnya Risna memutuskan untuk mengakhiri hubungan
tersebut. Fadil dengan senang hati menerima hal itu.“Seharusnya aku menuruti
kata ibu”, sesal Risna.
“Yaudah lo fokus aja ke masa depan, bentar lagi UN
mungkin dia belom jodoh lo, semangat terus Na! Ayo move on hehe”, Fonya mencoba
menghibur sahabatnya.
“Terimaksih ya Fon udah peduli sama gue, semoga lain
kali gw gak akan di butain lagi sama cinta, dan nurutin pesan orang tua hehe”,
Risna menyetujui pernyataan sahabatnya itu untuk move on. Walau berat tetapi ia
sedang mencobanya.
By: Yulida Medistiara
0 komentar:
Posting Komentar